Hari Raya Waisak merupakan perayaan penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Peringatan ini mengenang tiga peristiwa suci dalam kehidupan Siddhartha Gautama: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya. Meski memiliki makna yang sama, perayaan Waisak di berbagai negara memiliki tradisi yang berbeda-beda, mencerminkan kekayaan budaya dan kepercayaan lokal. Berikut lima tradisi Waisak yang unik dari berbagai negara, mulai dari Jepang hingga Nepal.

1. Jepang: Festival Hanamatsuri yang Penuh Bunga

Di Jepang, perayaan Waisak dikenal dengan sebutan Hanamatsuri yang berarti “Festival Bunga”. Festival ini dirayakan setiap tanggal 8 April, berbeda dengan kalender Waisak di negara lain. Anak-anak mengenakan pakaian tradisional dan membawa patung Buddha bayi dalam prosesi yang meriah. Patung ini kemudian dimandikan dengan amacha, yaitu teh manis dari daun hortensia, sebagai simbol pemurnian. Kuil-kuil dihiasi bunga warna-warni, menciptakan suasana penuh keindahan dan kedamaian.

2. Thailand: Tradisi Melepaskan Lentera dan Prosesi Lilin

Thailand merayakan Waisak dengan penuh spiritualitas. Salah satu tradisinya adalah prosesi lilin (Candle Procession) di mana umat Buddha berjalan mengelilingi kuil sebanyak tiga kali sambil membawa lilin, dupa, dan bunga. Selain itu, beberapa wilayah menggelar pelepasan lentera langit sebagai simbol melepas penderitaan dan menyambut pencerahan. Tradisi ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mengandung makna spiritual yang mendalam.

3. Sri Lanka: Dekorasi Vesak Lantern dan Pameran Kisah Buddha

Di Sri Lanka, Waisak disebut sebagai Vesak dan dirayakan dengan menghias rumah serta jalanan dengan lampion kertas warna-warni. Umat juga membangun panarama Vesak, yaitu diorama bercahaya yang menggambarkan kisah-kisah kehidupan Buddha. Selain kegiatan keagamaan, banyak orang membagikan makanan gratis kepada sesama sebagai bentuk kebajikan. Suasana perayaan di Sri Lanka sangat semarak, namun tetap sakral dan menyentuh hati.

4. Indonesia: Prosesi Agung dari Mendut ke Borobudur

Di Indonesia, perayaan Waisak dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Ribuan umat Buddha dari dalam dan luar negeri mengikuti prosesi suci yang dimulai dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Tradisi ini dilengkapi dengan pelepasan lampion yang melambangkan harapan dan doa. Momen pelepasan lampion menjadi puncak acara yang dinanti-nantikan dan menjadi daya tarik wisata religi.

5. Nepal: Ziarah ke Lumbini, Tempat Kelahiran Sang Buddha

Nepal, sebagai tempat kelahiran Siddhartha Gautama di Lumbini, memiliki cara tersendiri merayakan Waisak. Umat Buddha dari berbagai negara datang untuk melakukan ziarah ke taman suci Lumbini. Mereka melakukan meditasi, membaca sutra, dan mempersembahkan bunga di lokasi bersejarah tersebut. Waisak di Nepal menjadi waktu penting untuk refleksi spiritual dan penghormatan terhadap ajaran Buddha.

Penutup

Perayaan Waisak di berbagai negara mencerminkan kekayaan budaya sekaligus kesatuan nilai spiritual yang dipegang teguh umat Buddha. Meskipun bentuk perayaannya beragam, esensi Waisak tetap sama: mengenang kehidupan Sang Buddha dan meneladani ajarannya tentang kasih sayang, kedamaian, dan pencerahan. Melalui tradisi-tradisi ini, Waisak menjadi momen sakral yang mempererat tali persaudaraan umat Buddha di seluruh dunia.