
Permintaan Maaf Ipda Endry Disampaikan Langsung ke Pihak Wartawan
Anggota Kepolisian Ipda Endry secara resmi menyampaikan permintaan maaf kepada wartawan LKBN Antara yang menjadi korban tindakan kekerasan saat peliputan di Semarang. Permintaan maaf disampaikan langsung saat Ipda Endry mendatangi Kantor LKBN Antara Biro Jawa Tengah, Senin (6/4), sebagai bentuk tanggung jawab atas perbuatannya.
Dalam kunjungannya, Ipda Endry mengakui bahwa tindakan yang dilakukannya adalah kesalahan pribadi dan tidak mencerminkan sikap institusi kepolisian. Ia menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden tersebut dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Permintaan maaf itu diterima langsung oleh jajaran redaksi Antara.
Kronologi Kejadian
Insiden terjadi saat sejumlah wartawan tengah meliput sebuah kegiatan di ruang publik. Dalam situasi yang cukup tegang, terjadi miskomunikasi antara aparat dan jurnalis di lapangan. Ketegangan tersebut memuncak hingga Ipda Endry melakukan pemukulan terhadap salah satu wartawan yang sedang merekam kejadian.
Aksi tersebut menuai reaksi keras dari komunitas pers dan masyarakat. Organisasi profesi wartawan menilai insiden ini sebagai pelanggaran terhadap kebebasan pers yang dijamin oleh undang-undang. Banyak pihak mendesak agar aparat yang terlibat ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku.
Tindak Lanjut Kepolisian
Pihak Kepolisian menyatakan bahwa Ipda Endry telah menjalani pemeriksaan internal oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam). Proses penanganan terhadap pelanggaran etika ini sedang berjalan dan dipastikan akan dilakukan secara transparan serta akuntabel.
Kepolisian juga menegaskan komitmennya untuk melindungi kemerdekaan pers serta meningkatkan pembinaan terhadap personel, khususnya dalam menghadapi situasi yang melibatkan media.
Sikap LKBN Antara dan Harapan ke Depan
Pihak LKBN Antara menghargai itikad baik Ipda Endry untuk meminta maaf secara langsung. Namun demikian, mereka menekankan pentingnya jaminan keselamatan jurnalis saat bertugas. Mereka juga mendorong adanya peningkatan pemahaman aparat terhadap peran dan fungsi pers dalam masyarakat demokratis.
Diharapkan, insiden ini menjadi pembelajaran bersama agar hubungan antara aparat keamanan dan insan pers semakin profesional, saling menghormati, dan mengedepankan komunikasi yang baik di lapangan.