
Banjir Melanda 14 Kecamatan di Bandar Lampung
Hujan deras yang mengguyur Bandar Lampung selama delapan jam tanpa henti sejak Jumat hingga Minggu (21-23 Februari 2025) menyebabkan banjir besar di 14 kecamatan. Bencana ini mengakibatkan 9.022 rumah terendam dan berdampak pada 30.850 jiwa. Sejumlah warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara lainnya bertahan di rumah mereka yang terendam air.
Banjir kali ini menjadi salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Genangan air yang mencapai satu meter di beberapa wilayah membuat aktivitas warga lumpuh. Sejumlah kendaraan terjebak di jalanan, sementara arus air yang deras juga merusak rumah dan tempat usaha.
Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur
Selain menimbulkan kerugian material, bencana ini juga merenggut nyawa warga. Tiga orang dilaporkan meninggal dunia. Sepasang suami istri tewas setelah dinding rumah mereka roboh akibat terjangan banjir. Sementara itu, satu korban lainnya hanyut terseret arus saat mencoba menerobos banjir menggunakan kendaraan.
Bencana ini juga melumpuhkan berbagai fasilitas umum. Sejumlah sekolah terendam air, memaksa aktivitas belajar-mengajar dihentikan sementara. Jalan raya dipenuhi lumpur dan genangan air, menyulitkan akses transportasi. Beberapa rumah sakit dan pusat kesehatan juga terdampak, meskipun pelayanan darurat tetap berjalan dengan bantuan tenaga medis dan relawan.
Penyebab Banjir: Hujan Deras dan Sistem Drainase Buruk
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung menyebutkan bahwa penyebab utama banjir adalah curah hujan yang sangat tinggi. Hujan deras membuat sungai-sungai di sekitar kota meluap dan menggenangi pemukiman warga.
Selain faktor cuaca, buruknya sistem drainase juga memperparah situasi. Banyak saluran air yang tersumbat akibat sampah dan sedimentasi, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar. Kondisi ini membuat banjir meluas dengan cepat dan sulit surut dalam waktu singkat.
Langkah Pemerintah dan Upaya Penanganan Darurat
BPBD bersama pemerintah daerah dan berbagai instansi terkait langsung bergerak melakukan upaya tanggap darurat. Sejumlah langkah yang telah dilakukan meliputi:
- Evakuasi warga dari lokasi yang terdampak paling parah.
- Pendirian posko bantuan dan dapur umum untuk menyediakan makanan dan kebutuhan pokok bagi korban banjir.
- Distribusi bantuan logistik, termasuk air bersih, pakaian, serta obat-obatan.
- Penyediaan tempat pengungsian bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir.
Selain itu, petugas kebersihan dan relawan mulai membersihkan lumpur dan sampah yang terbawa banjir untuk mempercepat pemulihan kota.
Harapan Warga dan Upaya Pencegahan di Masa Depan
Banjir yang terus berulang setiap musim hujan menjadi perhatian serius bagi masyarakat Bandar Lampung. Warga berharap pemerintah tidak hanya melakukan penanganan darurat, tetapi juga mengambil langkah pencegahan jangka panjang.
Beberapa solusi yang diharapkan masyarakat meliputi:
- Perbaikan dan perawatan sistem drainase agar aliran air tidak tersumbat.
- Normalisasi sungai untuk mencegah luapan air saat curah hujan tinggi.
- Penertiban pembangunan di daerah rawan guna mengurangi risiko bencana.
- Peningkatan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran air.
Banjir ini menjadi pengingat bahwa mitigasi bencana harus menjadi prioritas, agar kejadian serupa dapat dicegah dan dampaknya diminimalkan. Warga Bandar Lampung kini menunggu langkah konkret dari pemerintah untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dalam menghadapi ancaman banjir di masa depan.