
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan kunjungan langsung ke Polres Metro Depok dan lokasi pembakaran mobil polisi di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk respons serius terhadap insiden yang mencoreng institusi kepolisian dan memicu keresahan publik.
Kepala Divisi Pengawasan Kompolnas, Benny Mamoto, menyatakan bahwa kehadiran pihaknya bertujuan untuk mendalami kronologi kejadian, menilai penanganan kasus oleh pihak kepolisian, serta memastikan bahwa proses hukum berjalan sesuai standar dan transparan. Dalam kunjungan tersebut, Kompolnas juga menyambangi lokasi pembakaran di Jalan Dahlan, Harjamukti, yang menjadi saksi dari aksi anarkis tersebut.
Aksi Anarkis Dipicu Penangkapan Ketua Ormas
Insiden bermula ketika petugas Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Depok melakukan penangkapan terhadap seorang pria berinisial TS, yang diketahui merupakan ketua salah satu organisasi masyarakat (ormas). TS diduga terlibat dalam kasus penyerobotan lahan yang tengah diselidiki oleh pihak berwenang.
Namun, proses penangkapan yang dilakukan di lapangan memicu amarah sejumlah massa. Dalam hitungan menit, situasi berubah menjadi chaos. Massa yang diduga pendukung TS melakukan perusakan terhadap tiga mobil dinas milik polisi, dan membakarnya di tengah jalan. Kejadian ini sempat terekam video amatir warga dan viral di media sosial.
Dua Tersangka Ditetapkan, Proses Hukum Berjalan
Polres Metro Depok bergerak cepat dalam menangani insiden ini. Dalam waktu singkat, dua orang pelaku berhasil diamankan dan langsung ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya kini ditahan di Polda Metro Jaya dan dijerat dengan pasal-pasal berlapis terkait perusakan fasilitas negara dan tindak pidana pembakaran.
Lokasi Pembakaran Mobil Polisi salah satunya berada di dekat TPU Pondok Ranggon, yang menjadi titik paling parah dari aksi massa. Hingga saat ini, penyelidikan terus dilakukan untuk mengungkap aktor-aktor lain yang diduga terlibat. Pihak kepolisian juga meningkatkan patroli dan pengawasan di beberapa titik rawan untuk mencegah insiden serupa terulang kembali.
Dengan kehadiran Kompolnas dan langkah cepat dari kepolisian, diharapkan kasus ini menjadi pelajaran penting akan pentingnya penyelesaian hukum secara damai dan profesional di tengah masyarakat.