
ASAL USUL Ramesan by Mustika Rasa – Kuliner Nusantara Warisan Bung Karno
Ramesan adalah kuliner khas Indonesia yang memiliki cita rasa lezat. Hidangan ini juga memiliki sejarah yang erat dengan semangat nasionalisme yang dikembangkan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Sebagai warisan Bung Karno, Ramesan menjadi simbol persatuan dan keberagaman budaya Indonesia. Rasa yang tercipta memadukan berbagai elemen dari daerah-daerah di Nusantara.
Asal Usul Ramesan
Ramesan berasal dari kata “rames” dalam bahasa Jawa yang berarti nasi. Soekarno ingin menciptakan hidangan sederhana yang dapat menggambarkan kekayaan kuliner Nusantara. Ramesan diperkenalkan sebagai sajian praktis dan ekonomis yang juga bertujuan untuk memperkenalkan kuliner Indonesia ke masyarakat luas.
Soekarno ingin menciptakan hidangan yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga mencerminkan keberagaman suku, budaya, dan kekayaan alam Indonesia. Makanan tradisional Indonesia harus menjadi bagian penting dalam membangun citra bangsa yang kuat dan bersatu.
Filosofi di Balik Ramesan
Ramesan dirancang sebagai hidangan yang sederhana namun sarat makna. Bahan-bahan lokal seperti nasi, sambal, sayur, dan lauk-pauk tradisional digunakan untuk menciptakan rasa yang kaya. Setiap bahan memiliki cerita dari berbagai suku dan daerah Indonesia. Misalnya, sambal khas Jawa, sayur urap dari Bali, dan lauk-pauk yang mewakili berbagai daerah lainnya.
Ramesan menggambarkan semangat “Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetapi tetap satu). Hidangan ini tidak hanya menyajikan kekayaan rasa, tetapi juga menyatukan berbagai elemen budaya di Nusantara.
Ramesan oleh Mustika Rasa: Pengembangan dan Pelestarian Kuliner Nusantara
Mustika Rasa adalah pelopor dalam melestarikan kuliner Nusantara. Mereka mempopulerkan Ramesan sebagai bagian dari warisan kuliner Bung Karno. Mustika Rasa menjaga kualitas dan cita rasa otentik, mengembangkan Ramesan menjadi hidangan yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, baik rumahan maupun restoran.
Keunikan Ramesan adalah fleksibilitasnya. Setiap daerah dapat menyesuaikan bahan dan selera. Misalnya, masyarakat bisa menambahkan bahan khas daerah mereka, seperti ikan asin, tempe, atau sayuran lokal. Hal ini menjaga keberagaman namun tetap mempertahankan esensi Ramesan.
Ramesan: Kuliner yang Menggugah Kebanggaan Nasional
Melalui Ramesan, Bung Karno ingin memperkenalkan kuliner Indonesia baik di dalam negeri maupun internasional. Ramesan lebih dari sekadar hidangan makan; ia adalah simbol kebanggaan nasional yang mencerminkan identitas Indonesia yang kaya budaya dan sejarah.
Setiap suapan Ramesan membawa kita pada akar budaya dan sejarah Indonesia, serta semangat persatuan yang digalakkan Bung Karno. Dengan rasa yang beragam namun harmonis, Ramesan menjadi bukti bahwa keberagaman Indonesia justru memperkaya kebudayaan bangsa.
Kesimpulan
Ramesan adalah warisan kuliner yang sarat makna kebanggaan identitas bangsa Indonesia. Dikenalkan oleh Bung Karno sebagai bagian dari perjuangan membangun rasa persatuan, Ramesan oleh Mustika Rasa terus berkembang dan diadaptasi. Setiap porsi Ramesan menyimpan rasa kebanggaan terhadap tanah air dan warisan budaya Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan.