
Kasus DBD Melonjak di Awal Tahun
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus mengalami peningkatan. Hingga pertengahan April 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel mencatat 233 kasus DBD yang tersebar di tujuh kecamatan. Angka ini menunjukkan lonjakan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Cuaca hujan yang masih sering terjadi menjadi salah satu pemicu utama peningkatan kasus. Kondisi tersebut menciptakan banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD.
Pondok Aren Catat Kasus Tertinggi
Dari seluruh wilayah di Tangsel, Kecamatan Pondok Aren mencatat jumlah kasus tertinggi dan kini dikategorikan sebagai zona merah. Tingginya kasus di wilayah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kepadatan penduduk, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, serta masih banyaknya tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Dinkes Tangsel menyatakan bahwa sebagian besar kasus ditemukan di area perumahan padat dengan sanitasi yang belum optimal. Hal ini membuat upaya pengendalian penyakit menjadi lebih menantang.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Pemerintah Kota Tangsel telah mengerahkan sejumlah langkah untuk menekan angka penyebaran DBD. Di antaranya:
-
Melakukan fogging (pengasapan) di wilayah rawan.
-
Mengaktifkan kembali program 1 Rumah 1 Jumantik untuk memantau jentik nyamuk di rumah warga.
-
Menggalakkan kembali kampanye 3M Plus, yakni Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat penampungan air, serta tindakan tambahan seperti penggunaan kelambu dan lotion anti-nyamuk.
Imbauan untuk Tetap Waspada
Dinkes mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah terdampak. Jika mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala hebat, atau munculnya bintik-bintik merah, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pemerintah berharap peran aktif masyarakat dapat mempercepat pengendalian kasus DBD, terutama di wilayah-wilayah yang kini masuk dalam kategori risiko tinggi.