
Modus Baru Sindikat Narkoba Internasional: Ibu Rumah Tangga Dijadikan Target
Jakarta – Fenomena mengejutkan kembali terjadi dalam dunia peredaran narkoba internasional. Aparat kepolisian mengungkap modus baru dari sindikat narkoba internasional yang kini mengincar ibu-ibu rumah tangga untuk dijadikan kurir. Para pelaku kejahatan ini memanfaatkan kondisi sosial dan ekonomi para ibu rumah tangga yang tengah mengalami tekanan finansial maupun keterbatasan informasi.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa, mengungkapkan bahwa kelompok ini menyasar perempuan usia 30 hingga 50 tahun yang terlihat tidak mencurigakan saat melewati pemeriksaan bandara maupun pelabuhan. “Mereka direkrut dengan janji upah besar tanpa perlu tahu barang yang dibawanya,” ujar Mukti dalam konferensi pers, Senin (9/6/2025).
Pola Perekrutan yang Sistematis dan Terselubung
Pola perekrutan dilakukan dengan sangat rapi. Sindikat menyamar sebagai perusahaan jasa atau agen perjalanan. Mereka menghubungi calon korban melalui media sosial atau relasi pribadi, lalu memberikan “tugas” membawa barang ke luar negeri dengan alasan bisnis atau hadiah. Barang tersebut ternyata berisi narkoba jenis sabu atau kokain yang dikemas dalam bentuk kapsul, kosmetik, bahkan pakaian.
Beberapa ibu rumah tangga yang tertangkap mengaku tidak mengetahui isi barang yang mereka bawa. “Saya hanya disuruh membawa koper, katanya berisi oleh-oleh. Saya tidak tahu isinya narkoba,” ujar salah satu tersangka berinisial MA (43), warga Bekasi, yang diamankan di Bandara Soekarno-Hatta.
Penindakan dan Upaya Pencegahan
Bareskrim Polri bersama Bea Cukai telah meningkatkan pengawasan di bandara dan pelabuhan internasional. Selain itu, kampanye pencegahan juga digencarkan melalui posyandu, PKK, hingga komunitas ibu-ibu rumah tangga. Tujuannya agar masyarakat, khususnya perempuan, waspada terhadap tawaran pekerjaan yang tidak jelas.
“Kami bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan pemda untuk edukasi. Jangan mudah tergiur upah besar dengan pekerjaan yang tidak transparan,” tegas Mukti.
Tanggapan Masyarakat dan Pemerhati Sosial
Pemerhati sosial dari LSM Perempuan Mandiri, Siti Rahayu, menyatakan bahwa sindikat ini memanfaatkan ketimpangan sosial dan rendahnya literasi digital. “Banyak ibu-ibu yang kurang informasi dan terdesak kebutuhan ekonomi, sehingga menjadi target empuk sindikat,” katanya.
Ia juga meminta pemerintah memberikan pelatihan kewirausahaan dan akses permodalan untuk ibu rumah tangga, agar mereka memiliki pilihan ekonomi yang lebih baik.
Kesimpulan: Waspadai Janji Manis Pekerjaan Instan
Modus operandi sindikat narkoba internasional yang memanfaatkan ibu-ibu sebagai kurir menunjukkan bahwa kejahatan narkotika semakin kompleks dan menyasar kelompok rentan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan aparat harus terus mengembangkan strategi pencegahan dan edukasi.
Dengan sinergi yang kuat antara aparat dan masyarakat, diharapkan praktik eksploitasi terhadap ibu-ibu rumah tangga ini bisa segera dihentikan. Jangan sampai peran mulia seorang ibu ternodai oleh kejahatan yang mengancam generasi bangsa.