
Polisi Menduga Gas Metana Menjadi Pemicu Ledakan
Kota Sawahlunto– Terjadi ledakan di tambang batu bara milik PT Nusa Alam Lestari (PT NAL) ,Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB di lubang tambang SD C2 atau Lori 2. Ledakan yang terjadi ini menyebabkan belasan pekerja tambang tertimbun dan mengalami luka-luka. Ledakan tersebut juga menyebabkan kerusakan cukup parah pada fasilitas tambang dan menambah sorotan terhadap keselamatan kerja di sektor pertambangan. Berikut adalah kronologi kejadian dan penjelasan terkait insiden ini.
Kronologi Kejadian
Pada pagi hari tersebut, para pekerja memulai aktivitas penambangan di bawah pengawasan Kepala Teknik Tambang (KTT) PT NAL, Dian Firdaus. Saat beberapa pekerja sudah berada di dalam lubang tambang, terdeteksi kepulan asap disertai letupan kecil dari dalam lubang. Mengetahui hal ini, KTT memerintahkan kepala lubang untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.
Korban dan Proses Evakuasi
Total terdapat 15 pekerja yang berada di dalam lubang saat ledakan terjadi. Dari jumlah tersebut, sembilan orang berhasil dievakuasi; lima di antaranya mengalami luka-luka, sementara empat lainnya meninggal dunia. Enam pekerja sisanya masih terjebak di dalam lubang pada kedalaman sekitar 200 meter. Tim penyelamat terus berupaya melakukan evakuasi terhadap mereka.
Penyebab Ledakan
Penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan. Namun, indikasi awal menunjukkan adanya kandungan gas metana di dalam lubang yang berpotensi memicu ledakan. Selain itu, ditemukan juga beberapa reruntuhan akibat letupan kecil di dalam lubang tambang.
Tindakan Lanjutan
Pihak berwenang, termasuk Basarnas dan kepolisian, bekerja sama dengan manajemen PT NAL untuk melakukan evakuasi dan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden ini. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumatera Barat, Heri Martinus, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari inspektur tambang dan akan terus memantau perkembangan situasi.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya penerapan standar keselamatan kerja yang ketat di industri pertambangan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.